Duka Tanah
kepedihannya menyusur ke dalam
urat-uratnya
seakan di dalam paru-paru
sedang menyeret nanah luka
dan udara hanyir bersembilu tajam.
Menusuk bersama hujan meluncur
ke lembah
mengikis dan mencalar
kian deras pula kulit batu mengelupas
dan pulang ke tanah, mengheret sisa toksik
dengan deru angin gersang lebih keras
mencakar
dan meragut ikatan mesra.
Inilah duka
yang bertambah duka
berdiam pun duka, menggelongsor pun
duka
di dalam sekepal digenggami saraf-saraf
duka.
Dukamu tanah
lukaku juga, namun akan kupulang jua
ke dalam dukamu
kerana ini adalah asalku.
( Tanah Merah, Kelantan )
Jangan Kau Menangis, 2003
Utusan Publications & Distributors Sdn. Bhd.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan